Jumat, 20 April 2012

Suppositoria

SUPPOSITORIA

Sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh , melunak atau melarut pada suhu tubuh.
Untuk vagina disebut pessarium, untuk disaluran urine disebut bougie.
Bahan dasar yang digunakan harus dapat larut dalam air atau meleleh pada suhu tubuh. Bahan dasar yang sering digunakan adalah lemak coklat (Oleum Cacao),Polietlenglikol, atau lemak tengkawang (Oleum Shoreae) atau gelatin. Bobot suppositoria kalau tidak dinyatakan lain adalah 3 g untuk orang dewasa dan 2 g untuk anak. Supositoria supaya disimpan dalam wadah tertutup baik dan ditempat yang sejuk. Keuntungan bentuk torpedo adalah bila bagian yang besar masuk melalui otot penutup dubur, maka suppositoria akan tertarik masuk dengan sendiri. Keuntungan penggunaan suppositoria disbanding penggunaan obat per os adalah;
  • Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung.
  • Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan.
  • Obat dapat masuk langsung dalam saluran darahdan berakibat obat dapat memberi efek lebih cepat daripada penggunaan obat peroral.
  • Baik, bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar

Tujuan penggunaan:
  • lokal: untuk memudahkan defekasi (gliserin suppositoria, bisakodil suppo), mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi karena hemoroid (antibakteri basilla bentuk uretral), antihaemoroid, mengandung anestesi lokal, vasokontriktor adstringen, analgesik, emolien.
  • Sistemik: Aminofilin dan Teofilin untuk obat asma, Chlorpromazin untuk antimuntah, chloral hydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk anagetik antipiretik.

Keuntungan:
  • Menghindari pengrusaan oleh enzim atau pH lambung atau usus
  • Menghindari perangsang lambung oleh obat
  • Menghindari pengrusakan dalam sirkulasi portal
  • Digunakan pada pasien yang tidak dapat menelan
  • Cara yang efektif untuk yang suka muntah

Kelemahan:
  • Tidak nyaman digunakan
  • Absorbsi obat sering kali tak teratur atau sulit diramalkan


Pembuatan suppositoria
Pembuatan suppositoria secara umum dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Bahan dasar yang digunakan supaya meleleh pada suhu tubuh atau larut dalam cairan yang ada dalam rectum. Obatnya supaya larut dalam bahan dasar apabila perlu dipnaskan. Bila obatny sukar larut dalam bahan dasar maka harus diserbuk halus. Setelah campuran obat dan bahan dasar meleleh dan mencair, dituangkan dalam cetakan suppositoria dan didinginkan. Cetakan tersebut dibuat dari besi dan dilapisi nikel atau dari logam lain, ada juga yang dibuat dari plastik. Cetakan ini mudah dibuka secara longitudional untuk mengeluarkan supositoria. Untuk mencetak basila dapat digunakan tube gelas atau gulungan kertas.

Isi berat suppositoria dapat ditentukan dengan percobaan seperti berikut:
  1. menimbang obat untuk sebuah suppositoria
  2. mencampur obat tersebut dengan sedikit bahan dasar yang telah dilelehkan.
  3. memasukkan campuran tersebut dalam cetakan.
  4. menambah bahan dasar yang telah dilelehkan sampai jenuh.
  5. mendinginkan cetakan yang bersi campuran tersebut, setelah dingin suppositoria dikeluarkan dari cetakan dan ditimbang.
  6. berat suppositoria dikurangi berat obatnya marupakan berat bahan dasr yang harus ditambahkan.
  7. berat jenis obat dapat dihitung dan dibuat seragam.

Untuk menghindari masa yang hilang maka selalu dibuat berlebih dan untuk menghindari masa yang melekat pada cetakan maka cetaan sebelumnya dibasahi dengan parafin, minyak lemak, spritus saponatus (soft soap liniment). Yang terakhir jangn digunakan untuk suppositoria yang mengandunggaram logam, karena akan beraksi dengan sabunnya dan sebagai pengganti dapat digunakan larutanoleum ricini dalam etanol.
Untuk suppositoria dengan bahan dasar PEG dan tween tidak perlu bahan pelicin karena pada pendinginan mudah lepas dari cetakan karena mengkerut.

Suppositoria dengan bahan dasar lemak coklat
Lemak coklat merupalkan trigliserida, berwarna kekuningan, bau yang khas. Jika dipanasi sekitar 30º mulai mencair dan biasanya meleleh sekitar 34º- 35º C, tetapi pada suhu dibawah 30º merupakan masa semi padat, mengandung banyak kristal dari trigleserida padat dan merupakan bagian nyata dari cairan. Dan yang cair diikat dengan tenaga tegangan muka. Sering dilupakan dalam melelehkan lemak coklat terdapat kondisi pemanasan, karena akan memperoleh hasil yang kurang menyenangkandengan adanya modifikasi sifat fisika yang karakteristik dari asam coklat. Jika pemanasannya tinggi, lemak coklat akan mencair sempurna seperti minyak dan kehilangan semua inti krital yang stabil yang berguna untuk memadat. Bila didinginkan dibawah 15ºakan mengkristal dalam bentuk kristal metastabil
Untuk meninggikan titik lebur lemak coklat digunakan tambahan cera atau cetaceum. Penambahan cera flava dapar menaikkan daya serap lemak coklat terhadap air.
Pada pengisiaan masa supositoria ke dalam cetakan, kemak coklat cepat membeku dan pada pendinginan terjadi susut volume hingga terjadi lubang di atas masa, maka pada pengisian cetakan harus diisi lebih, baru setelah dingin kelebihannya dipotong.

Penanganan secara khusus
  1. balsam digerus dulu dengan sebagian lemak coklat sampai menjadi pasta dan selanjutnya sisa zat sigerus dan dicampurkan.
  2. ekstrak kering, opium concentratumdan pantopon digerus dulu dalam mortir yang dialasi sulu dengan saccharus lactis agar tidak lengket pada mortir. Setelah itu campuran serbuk yang halus digerus dengan sedikit lemak coklat.
  3. ichtammolum dalam supositoria dikerjakan seperti pada balsamum sebagian lemak coklat diganti dengan cera flava 5% agar supositoria tidak meenjadi lembek.

Suppositoria dengan bahan dasar PEG
PEG adalah polyaethylenglikolum merupakan polimerisasi etilenglikol dengan berat molekul antara 300 sampai 6000
PEG dibawah 1000 adalah cair sedangkan diatas 1000 adalah padat lunak seperti malam. Kentungan dari bahan dasar mudah larut dalam cairan alam rektum, dan tidak ada modifikasi titik lebur yang bererti tidak mudah meleleh pada penyimpanan suhu kamar.
Pembuatan supositoria dengan PEG dilakukan dengan melelehkan bahan dasar lalu dituangkan dalam cetakan seperti pada pembuatan supositoria dengan bahan dasar lemak coklat.
Percobaan hassler dan sperandio dengan bermacam macam garam barbital yang larut dalam air menunjukkan dengan bahab dasar lemak coklat, aksi kerja awal lebih cepat, sedangkan dwngan bahan dasar PEG menunjukan aksi lama kerja lebih lama. Ini disebabkan bahwa coklat adalah cepat meleleh dan obat akan terlepas dan dapat diabsorbsi sedangkan dengan PEG basis harus larut baru obatnya dapat diabsorpsi.

Supositoria dengan bahan dasar gelatin
Dalam farmakope belanda terdapat formula suppositra dengan bahan dasar gelatin, yaitu:panasi 2 bagian gelatin dengan 4 bagian air dari 5 bagian gliserin sampai diperoleh masa yang homogen. Tambahkan air panas sampai diperoleh 11 bagian. Biarkan masa cukup dingindan tuangkan dalam cetakan, hingga diperolehsupositoria dengan berat 4 g
Obat yang ditambahkan dilarutkan atau digerus dengan sedikit air atau gliserin yang disisakan dan dicampurkan pada masa yang sudah dingin. Bila obatnya sedikt dikurangkan pada berat air dan bila obatnya banyakdikurangkan berat masa bahan dasar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar