ANALISIS DISAIN PRODUKSI
Data yang Diketahui
1.
Formula
R/ Ekstrak
Morinda citrifolia 1 : 1 250
mg
Ekstrak
Apium graviolens 1 : 2 100 mg
Bahan
pembantu
qs
da in caps
2.
Data Bahan
Baku dan Peralatan
a.
Sebanyak 4%
dari jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 220 jut jiwa cenderung menderita
hipertensi, dan dari jumlah itu diasumsikan 0,2% menjadi pangsa pasar
produk. Kenaikan pangsa pasar
diperkirakan 1,00% per tahun.
b.
Data yang
dipunyai untuk produksi
Harga ekstrak Morinda citrifolia
Harga ekstrak Apium graviolens
Harga Mengkudu
Harga Seledri
Harga Ekstraktor
Harga Evaporator
Harga Etanol
Tingkat inflasi ekonomi
Kemasan dalam bentuk botol isi 60
kapsul
Biaya produksi
Biaya Promosi
Harga jual yang diinginkan
|
USD 200/kg
USD 100/kg
Rp
4.000,-/kg
Rp
6.000,-/kg
USD 40.000/unit
USD 20.000/unit
Rp
40.000,-/liter
1,0 % per tahun
Rp
4.000/unit
10 % dari harga jual sediaan
Rp
60.000/botol
|
1 USD = Rp 8.000,-
Produsi ini didisain untuk 5 tahun tanpa kenaikan
harga jual.
Catatan : Dianggap setiap
orang memakan 2 kapsul setiap hari sehingga setiap orang akan memakan kapsul
per bulan, ini berarti 1 unit kemasan dipakai untuk jangka waktu satu
bulan. Dalam 1 tahun setiap orang
memakai 12 kemasan (1 tahun = 360 hari).
3.
Perhitungan
Awal
a.
Pembuatan
kapsul per tahun
Peduduk yang cenderung menderita hipertensi :
4 % x 220.000.000 orang = 8.800.000 orang
Pangsa pasar :
0,2 % x 8.800.000 orang = 17.600 orang
Jumlah kapsul yang harus dibuat dalam 1 tahun :
17.600 orang x 12 bulan x 60 kapsul =
12.672.000 kapsul
12.672.000 kapsul : 60 botol = 211.200 botol
b.
Harga
penjualan total
17.600 orang x 12 bulan x Rp 60.000,- per
botol =
Rp 12.672.000.000,-
c.
Biaya produksi
211.200 botol x Rp 4.000,- = Rp 844.800.000,-
d.
Biaya promosi
10 % x Rp 12.672.000.000,- = Rp 1.267.200.000,-
4. Jika kapsul diproduksi dengan membeli ekstrak
jadi
- Kebutuhan ekstrak Morinda citrifolia per tahun
250 mg x 12.672.000 kapsul =
3.168.000.000 mg = 3.168 kg
3.168 kg x USD 200 x Rp 8.000,- = Rp
5.068.800.000,-
b.
Kebutuhan ekstrak Apium graviolens
100 mg x 12.672.000 kapsul =
1.267.200.000 mg = 1.267,2 kg
1.267,2 x USD 100 x Rp 8.000,- = Rp
1.013.760.000,-
Biaya Tetap
|
|
Biaya Produksi
|
Rp
844.800.000,-
|
Biaya Promosi
|
Rp 1.267.200.000,-
|
Total
|
Rp 2.112.000.000,-
|
Biaya Variabel
|
|
Ekstrak Morinda citrifolia
Ekstrak Apium graviolens
|
Rp 5.068.800.000,-
Rp 1.013.760.000,-
|
Total
|
Rp
6.082.560.000,-
|
Omzet Total per tahun (100 %) = Rp
12.672.000.000,-
Break Even Point tahun I
= Biaya tetap / (1 - (Biaya variable/Omzet))
= Rp 2.112.000.000,-/ (1 - (Rp 6.082.000,-/Rp
12.672.000.000,-))
= Rp 4.061.538.461,-
Jadi perusahaan akan mengalami tidak untung dan
tidak rugi pada tahun pertama pada volume penjualan 32,05 % = 67.692,31 botol.
Laba yang diharapkan pada tahun I
= Penjualan – (Biaya Tetap + Biaya Variabel)
= Rp 12.672.000.000,- -
(Rp 2.112.000.000,- + Rp 6.082.560.000)
= Rp 4.447.440.000,-
5. Jika kapsul diproduksi dengan membuat ekstrak
sendiri
- Kebutuhan Mengkudu per tahun
Diketahui DER 1:1 = 1 kg simplisia menghasilkan 1
kg ekstrak
Dalam 1 tahun mengkudu yang dibutuhkan
= 12.672.000 kapsul x 250 mg = 3.168.000.000 mg =
3.168 kg
3168 kg x Rp 4.000,- = Rp 12.672.000,-
- Kebutuhan Seledri per tahun
Diketahui DER 1:2 = 1 kg simplisia menghasilkan 2
kg ekstrak
Dalam 1 tahun ekstrak seledri yang dibutuhkan
= 12.672.000 kapsul x 100 mg = 1.267.200.000 mg =
1.267,2 kg
Maka
seledri yang dibutuhkan
= 1.267,2 kg / 2 = 633,6 kg
633,6 kg x Rp 6.000,- = Rp 3.801.600,-
- Kebutuhan Etanol
Untuk ekstraksi, perbandingan yang dipakai adalah
: 10 bagian simplisia dalam 75 bagian cairan penyari (Depkes RI, 1986).
Etanol yang dibutuhkan untuk ekstraksi Mengkudu
(3.168 kg/10) x 75 = 23.760 Liter x Rp 40.000,- =
Rp 950.400.000,-
Etanol yang dibutuhkan untuk ekstraksi Seledri
(633,6 kg/10) x 75 = 4.752 Liter x Rp 40.000,- =
RP 190.080.000,-
Jadi
total etanol yang dibutuhkan
= (23.760 + 4.752) Liter = 28.512 Liter x Rp
40.000,- = Rp 1.140.480.000,-
- Alat yang dibutuhkan
Ekstraktor
= USD 40.000 x Rp 8.000,- = Rp 320.000.000,-
Evaporator = USD 20.000 x Rp 8.000,- = Rp
160.000.000,-
Biaya Tetap
|
|
Biaya Produksi
|
Rp
844.800.000,-
|
Biaya Promosi
Ekstraktor
Evaporator
|
Rp 1.267.200.000,-
Rp
320.000.000,-
Rp
160.000.000,-
|
Total
|
Rp 2.592.000.000,-
|
Biaya Variabel
|
|
Mengkudu
Seledri
Etanol
|
Rp 12.672.000,-
Rp 3.801.600,-
Rp 1.140.480.000,-
|
Total
|
Rp
1.156.953.600,-
|
Omzet Total per tahun (100 %) = Rp
12.672.000.000,-
Break Even Point tahun I
= Biaya tetap / (1 - (Biaya variable/Omzet))
= Rp 2.592.000.000,-/ (1 - (Rp 1.156.953.600,-/Rp
12.672.000.000,-))
= Rp 2.852.426.543,-
Jadi perusahaan akan mengalami tidak untung dan
tidak rugi pada tahun pertama pada volume penjualan 23,69 % = 50.036,70 botol.
Laba yang diharapkan pada tahun I
= Penjualan – (Biaya Tetap + Biaya Variabel)
= Rp 12.672.000.000,- -
(Rp 2.592.000.000,- + Rp 1.156.953.600,-)
= Rp 8.923.046.400,-
6. Kesimpulan
Setelah menganalisis, berdasarkan perhitungan, maka
sebagai konsultan, saya akan sarankan untuk membuat ekstrak sendiri, atas
pertimbangan nilai BEP yang diperoleh, dimana nilai BEP untuk produksi kapsul
dengan membuat ekstrak sendiri lebih kecil dari nilai BEP untuk produksi kapsul
dengan membeli ekstrak jadi, hal ini berarti perusahaan bisa kembali modal
dengan penjualan produk yang lebih sedikit.
Berdasarkan perhitungan laba, laba yang dihasilkan dari produksi kapsul
dengan membuat ekstrak sendiri lebih besar daripada laba produksi kapsul dengan
membeli ekstrak jadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar