CIMITIDINE
Indikasi :
Terapi
jangka pendek ulkus duodenum aktif, terapi pemeliharaan ulkus duodenum sesudah
penyembuhan dari ulkus aktif. Terapi jangka pendek ulkus gaster aktif yang
jinak. Terapi refluks gastro esophagus erosit. Pencegahan saluran cerna bagian
atas pada pasien yang kritis.
Dosis :
Untuk
tukak duodenum aktif 800mg 1x / hari pada malam hari atau 300mg 4x/ hari pada
waktu makan dan sebelum tidur atau 400mg 2x / pada pagi sebelum tidur. Lama
terapi 4-6 minggu.
Terapi
pemeliharaan tukak doudenum 4 mg 1x / hari sebelum tidur malam.
Tukak
lambung aktif jinak 800 mg 1x / hari sebelum tidur malam atau 300 mg 4x / hari
selama 6-8 minggu.
Peringatan :
Tidak
untuk anak >16 tahun. Hamil, laktasit. Tidak untuk terapi sintomatik pada
keganasan lambung.
Efek Samping :
Diare
ringan, sakit kepala, pusing, mengantuk, kebingungan, agitasi, pesikosis,
depresi, cemas, halusinasi, ginekomastia, penurunan jumlah leukosit, agranulositosis,
trombositpenia, anemia aplastik, pansitopenia, reaksi hipersensitif, bradikardi,
atau takikardi, peningkatan kreatinin plasma, nefritis interstisial, retensi
urin.
Interaksi Obat :
Antikoagulan
kumarin, penitoin, propanolol, nipedipi, klordiazepoksid, desepam, antidepresan
trisiklik, lidokain, teopilin, metronidazol.
ANTASIDA
Nama
|
Struktur
Kimia
|
(a)
Aluminium Hydroxide,
|
Al(OH)
|
(b)
Magnesia magma, milk of magnesia (MOM), magnesium hydroxide,
|
Mg(OH)2.
|
(c)
Magnesii trisilicas
|
|
(d)
Magnesii subcarbonas.
|
|
(e)
Aluminum magnesium hydroxide sulfate,
|
(Al
5Mg10(OH)31(SO4)2,xH2O.
|
(f)
Calcii carbonas
|
(CaCO3
).
|
Golongan :
Obat
Untuk Saluran Cerna
Indikasi :
1. Pengobatan
hiperasiditas, hiperfosfatemia.
2. Pengobatan jangka pendek konstipasi dan gejala-gejala
hiperasiditas, terapi penggantian magnesium. Magnesium hidroksida juga
digunakan sebagai bahan tambahan makanan dan suplemen magnesium pada kondisi
defisiensi magnesium.
3. Antasida.
Kalsium karbonat juga digunakan sebagai supplemen kalsium pada keadaan
defisiensi, sebagai tambahan terapi osteoporosis, serta untuk mengobati
hiperfosfatemia pada pasien gagal ginjal kronis atau hiperparatiroidisme
sekunder yang terkait.
Dosis :
(a) Antasida:
Dewasa: Oral: 600-1200 mg antara waktu makan dan sebelum tidur malam.
Hiperfosfatemia:
Anak:50-150 mg/kg/24 jam dalam dosis terbagi tiap 4-6 jam, titrasi dosis sampai
tercapai kadar fosfat dalam rentang normal. Dewasa: Dosis awal: 300-600 mg 3
kali/hari bersama makanan
(b) Magnesium
hidroksida sebagai antasida diberikan dalam dosis sampai dengan 1 g per oral.
Sebagai laksatif osmotik magnesium hidroksida diberikan dengan dosis sekitar
2-5 g per oral.
(c) Dosis
sampai dengan sekitar 2 g per oral.
(d) Diberikan
dengan dosis hingga 500 mg per oral.
(e) Diberikan
dengan dosis sampai dengan 2 g per oral.1 Magaldrate diberikan di antara waktu
makan dan malam sebelum tidur
(f) Dosis
sebagai antasida biasanya sampai dengan 1,5 g per oral. Kalsium karbonat
mengikat posfat dalam saluran cerna untuk membentuk komplek yang tidak larut
dan absobsi mengurangi posfat.
Farmakologi :
(a) Mula
kerja obat: laksatif:4-8 jam. Sekitar 30% ion magnesium diserap oleh usus
halus. Ekskresi:urin (sampai dengan 30% sebagai ion-ion magnesium yang
terabsorpsi); feses (obat yang tidak diabsorpsi).
(b) Bila
diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCL di lambung dari pada
magnesium hidroksida.1Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan
HCL di lambung dari pada magnesium hidroksida.
(c) Pada
pemberian per oral bereaksi dengan asam lambung membentuk magnesium klorida
yang larut dan karbondioksida. Karbon dioksida dapat menyebabkan kembung dan
eruktasi/bersendawa.
(d) Kalsium
karbonat diubah menjadi kalsium klorida oleh asam lambung. Kalsium karbonat
juga mengikat fosfat dalam saluran cerna untuk membentuk komplek yang tidak
larut dan mengurangi absorpsi fosfat. Beberapa dari kalsium diabsorpsi dari
usus dan bagian yang tidak terabsorpsi diekskresikan melalui feses.
Kontraindikasi :
(a) Hipersensitivitas
terhadap garam aluminum atau bahan-bahan lain dalam formulasi.
(b) Hipersensitivitas
terhadap bahan-bahan dalam formulasi, pasien dengan kolostomi atau ileostomi,
obstruksi usus, fecal impaction, gagal ginjal, apendisitis.
(c) Pada
pasien yang harus mengontrol asupan sodium (seperti: gagal jantung, hipertensi,
gagal ginjal, sirosis, atau kehamilan).
Efek Samping :
(a) Gastrointestinal:konstipasi,
kram lambung, fecal impaction, mual, muntah, perubahan warna feses
(bintik-bintik putih). Endokrin dan metabolisme:hipofosfatemia, hipomagnesemia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar