1.
Resep tanggal 1 agustus 2009
Dr.
Nina
R/ sanmol tab No X
S 3 dd 1
Pro :
karyani
Skrining resep
A. Administrasi
1.
Nama dan alamat RS : RS Muhammadiyah Bandung
Jl.K.H.A. Dahlan No.53
2.
Nama dokter : Dr. Nina
3.
SIK dokter :
4.
Paraf dokter:
5.
Daerah penulisan resep : Bandung
6.
Tanggal penulisan resep : 1 agustus 2009
7.
Jumlah resep : 1
8.
Nama obat : sanmol tablet
9.
Jumlah obat : 1
10. Signa
: 3 dd 1(sehari 3 kali 1 tablet )
11. Nama
pasien : karyani
12. Umur
: -
13. Alamat
: -
B. Farmasetika
-
Bentuk sediaan : tablet
-
Kandungan zat aktif: parasetamol
-
Cara penyimpanan : simpan pada suhu
kamar (250C-300C), terlindung dari cahaya
C. Klinik
ü farmakologi
: sanmol mengandung parasetamol yang bekerja sebagai analgesik, bekerja dengan
meningkatkan ambang rangsang rasa sakit dan sebagai antipiretik, diduga bekerja
langsung pada pusat penghantar panas di hipotalamus
resorpsinya dari usus cepat dan praktis
tuntas, secara rektal lebih lambat. PP-nya ca 25%, plasma t½ nya 1-4 jam.antara
kadar plasma dan efeknya tidak ada hubungan. Dalam zat ini, diuraikan menjadi
metabolit-metabolit toksis yang diekskresikan dengan kemih sebagai konjugat-glukoronida
dan sulfat.
ü Efek
samping: hipersensitivitas terhadap parasetamol, penderita dengan gangguan fungsi
hati yang berat, pada penggunaan kronis dari 3-4 gram sehari dapat terjadi
kerusakan hati, pada dosis diatas 6 gram mengakibatkan nekrose hati yang tidak
reversibel.
ü Informasi
: wanita hamil dapat menggunakan parasetamol dengan aman, juga selama laktasi
walaupun mencapai air susu ibu
ü Interaksi
: pada dosis tinggi dapat memperkuat efek antikoagulansia, dan pada dosis biasa
tidak interaktif.
ü Dosis
: untuk nyeri dan demam oral:2-3 dd 0,5-1 g, maksimum 2,5g/hari. Anak-anak 4-6
dd 10 mg/kg, yakni rata-rata usia 3-12 bulan 60 mg. i-4 tahun 120-180 mg, 4-6
tahun 180 mg, 7-12 thn 240-360 mg. rectal 20 mg/kg setiapkali, dewasa 4 dd
0,5-1 g, anak-anak usia 3-12 bulan 2-3 dd 120 mg, 1-4 tahun 2-3 dd 240 mg, 4-6
tahun 4 dd 240mg, dan 7-12 tahun 2-3 dd 0,5 g/
ü Kontraindikasi
: hipersensitivitas terhadap parasetamol, penderita dengan gangguan fungsi hati
yang berat
ü Perhatian
: hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal, bila setelah 2
hari demam tidak menurun ataw setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera
hubungi unit pelayanan kesehatan, penggunaan obat ini pada penderita yang
mengkonsumsi alkohol, dapat meningkatkan risiko kerusakan fungsi hati.
2.
Resep tanggal 3 agustus 2009
Dr.
yuhana Sp PD
R/
Costil syr fl No 1
3 dd cth 1
Pro :
Fabian
Skrining resep
A. Adminitrasi
1. Nama
dan alamat RS : RS Muhammadiyah Bandung
Jl.K.H.A. Dahlan No.53
2. Nama
dokter : Dr. yuhana Sp. PD
3. SIK
dokter :
4. Paraf
dokter:
5. Daerah
penulisan resep : Bandung
6. Tanggal
penulisan resep : 3 agustus 2009
7. Jumlah
resep : 1
8. Nama
obat : Costil syrup
9. Jumlah
obat : 1
10. Signa
: 3 dd cth 1(sehari 3 kali 1 sendok obat )
11. Nama
pasien : Fabian
12. Umur
: -
13. Alamat
: -
14. Diagnosa
:
B. Farmasetika
1.
Bentuk sediaan : syrup
2.
Kandungan zat aktif : tiap 5 mL sirup mengandung domperidone 5 mg
3.
Cara penyimpanan : Simpan di tempat yang
sejuk (150-250 C) dan kering
4.
Absorpsi : per oral 113 -17%
5.
Jalur metabolisme : di hati
6.
Waktu paruh eliminasi : 7-9 jam
7.
Dosis :
Dispersia : Dewasa : 10 mg, 3 kali
sehari, 15-30 menit sebelum makan dan bila perlu sekali lagi sebelum tidur
malam, Anak-anak : 0,25 mg/kg berat badan, 3 kali sehari sebelum makan, jika
perlu sekali lagi sebelum tidur malam
Mual- muntah : Dewasa : 10-20mg, 3-4
kali sehari sebelum tidur malam dan sebelum makan, anak-anak : 0,25-0,5 mg/kg
berat badan, 3-4 kali sehari sebelum makan, jika perlu sekali lagi sebelum
tidur malam.
C. Klinik
1. Cara
kerja obat : Domperidon merupakan dopamin blocker di perifer yang kuat. Oleh
karena itu daya penetrasi ke otak lemah, maka COSTIL tidak menimbulkan efek
samping psikotropik maupun neurologik.
Absorpsinya baik dan metabolismenya
cepat
Penelitian farmakologi in vitro / in
vivo pada manusia maupun hewan menunjukkan bahwa :
-
Domperidone bukan hanya melawan hambatan
motilitas gaster oleh dopamimetik, misalnya : apomorfin, tetapi juga
mempercepat pengosongan lambung sesudah makan
-
Domperidone meningkatkan tonus
sfinkterkardia dan memperbesar motilitas maupun amplitude dilatasi
sfinkterpilorus
-
Domperidone tidak mempengaruhi sekresi
lambung.
2. Indikasi
:
-
Dispepsia yang disertai masa pengosongan
lambung yang lambat, refluks osefagus dan esofagitis. Rasa penuh di epigastrik
dan abdomen, mual dan muntah, rasa panas di epigastrik dan retrosternal. Mual
muntah, sendawa karena berbagai sebab
-
Intoleransi saluran pencernaan karaaena
kemoterapi anti kanker, digitalis, L-dopa dll. Termasuk terapi radioterapi,
patologi organ-organ abdomen, gastrointestinal (gastroenteritis) hepatobilier,
peritonel, renal, patologi pedriatrik karena kelainan fungsional ( misalnya
pilorospasme dan muntah siklik) maupun organik, intoksikasi, Karena infeksi,
diet atau asetonemia
3. Kontraindikasi
:
-
Pasien yang hipersensitif terhadap
domperidone
-
Tidak boleh digunakan pada serangan
motilitas lambung yang dapat membahayakan seperti adanya pendarahan, obstruksi
mekanik atau perforasi gastrointestinal
-
Pasien dengan prolaktonima tumor, hipofise
yang mengeluarkan prolaktin
4. Peringatan
dan perhatian :
-
Tidak dianjurkan pada keadaan mual dan
muntah yang akut
-
Domperidone tidak dianjurkan untuk
pemakaian jangka panjang
-
Hati-hati bila digunakan pada pasien dengan
gangguan fungsi hati
-
Hati-hati pada penggunaan pada wanita
hamil trimester 1 dan wanita menyusui
-
Pada penderita dengan gangguan fungsi
ginjal pada pemberian berulang, frekuensi dan dosis mungkin perlu dikurangi
-
Apabila antasida atau obat-obat anti
sekresi diberikan bersama-sama maka obat-obat tersebut harus diberikan setelah
makan dan jangan diberikan bersamaan dengan domperidone
-
Pemberian pada bayi usia dibawah 1 tahun
harus dilakukan dengan perhatian khusus dan dibawah pengawasan ketat oleh
dokter, karena kemungkinan timbulnya efek samping neurologik tidak dapat
dikesampingkan.
5. Efek
samping
-
Pernah dilaporkan (jarang) terjadi
kejang usus sementara
-
Domperidon merangsang peningkatan kadar
prolaktin plasma
-
Pada beberapa kasus seperti hiperprolaktinemia,
dapat menimbulkan fenomena neuroendokrinologik seperti galaktorea dan
ginekomastia
-
Apabila sawar darah otak belum sempurna (seperti pada bayi) atau
rusak, efek samping neurologik dapat terjadi
-
Reaksi alergi yang jarang terjadi
seperti rash dan urticaria, juga pernah dilaporkan
6. Interaksi
obat :
-
Pemberian obat anti kolinergik secara
bersamaan dapat mengantagonisir efek anti dispepsia dari domperidon.
-
Obat antasida dan obat anti sekresi
jangan diberikan bersama-sama dengan domperidone karena dapat menurunkan
bioavailabilitas domperidone.
7. Farmakokinetika
(pelayanan informasi obat,obat-obat penting hal 255)
-
Absorpsi : (1): peroral:
Bioavailabilitas 13-17%. Rendahnya bioavailabilitas sistemik ini disebabkan
oleh metabolisme lintas pertama dihati dan metabolisme pada diding usus.
Pengaruh metabolisme pada dinding usus jelas terlihat pada adanya peningkatan
bioavailabilitas dari 13% ke 23% jika domperodone tablet diberikan 90 menit
sebelum makan dibandingkan jika diberikan dalam keadaan perut kosong.
-
Resorpsinya: resorpsinya dari usus baik,
dari poros usus buruk. PP-nya 92%, plasma t½-nya lebih kurang 7 jam. Sesudah
biotransformasi, zat ini diekskresi khusus melalui empedu.
-
Konsentrasi puncak dicapai dengan waktu
30-110 menit. Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak lebih lama jika obat
diminum sesudah makan. Per rektal : bioavailabilitas 12%, konsentrasi puncak
dicapai dalam waktu 1 jam.
-
Metabolisme (1) : terutama di hati (metabolisme
lintas pertama)
-
Eliminasi(1,5): waktu paruh eliminasi:
7-9jam. Sekitar 30% dari dosis oral diekskresikan lewat urin dalam waktu 24
jam. Hampir seluruhnya diekskresikan sebagai metabolit. Sisanya diekskresi
dalam feses dalam beberapa hari, sekitar 10% sebagai bentuk yang tidak berubah.
8. Pengaruh
:
-
Terhadap kehamilan: Kategori C. tidak
diketahui apakah domperidone melewati plasenta. Data pada manusia masih
terbatas, namun pada data hewan menunjukkan adanya resiko. Toksisitas berat
yang terkait dengan dosis telah dilaporkan terjadi pada orang dewasa dan obat
ini tidak disetujui ole FDA untuk digunakan di USA. Pihak produsen menyarankan
sebaiknya dihindari penggunaannya selama kehamilan.
-
Terhadap ibu menyusui : sejumlah kecil
domperidone di ekskresikan melalui ASI, tetapi dilaporkan tidak ada efek
samping pada bayi. Domperidone telah digunakan untuk menstimulasi produksi ASI
karena kerjanya meningkatkan prolaktin. Data pada manusia terbatas. The
American Academy of Pediatrik menggolongkan obat ini dapat digunakan pada ibu
menyusui. Meskipun demikian, karena domperidone berpotensi menimbulkan
toksisitas yang serius pada ibu, disarankan memilih alternatif lain yang lebih
aman.
9. Mekanisme
aksi : domperidone merupakan antagonis dopamine, yang memblok reseptor D1 dan
D2. Dopamine memfasilitasi aktivitas otot halus gastrointestinal dengan
menghambat dopamine pada reseptor D1 dan menghambat pelepasan asetilkolin
netral dengan memblok reseptor D2. Domperidon merangsang motilitas saluran
cerna bagian atas tanpa mempengaruhi sekresi gastrik, empedu dan pankreas.
Peristaltik lambung meningkat sehingga dapat mempercepat pengosongan lambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar