PROTEIN
Istilah protein yang berarti “to take first
place” (menduduki tempat utama), diperkenalkan oleh Mulder, seorang pakar kimia
Belanda pada tahun 1938. Mulder menyebutkan bahwa protein adalah zat makanan
mengandung nitrogen, yang diyakininya sebagai faktor penting untuk menjalankan
fungsi-fungsi tubuh, sehingga tidak mungkin ada kehidupan tanpa adanya.
Protein merupakan senyawa yang terdapat dalam
setiap sel hidup. Setengah dari berat kering dan 20% dari berat total seorang
manusia dewasa merupakan protein. Hampir setengahnya terdapat di dalam otot,
seperlimanya di dalam tulang dan kartilago, sepersepuluhnya dalam kulit dan
sisanya pada jaringan-jaringan lain serta cairan tubuh.
Fungsi utama protein bagi tubuh adalah
sebagai berikut :
1. Pertumbuhan
dan pemeliharaan jaringan
Sebelum sel-sel dapat mensintesis protein
baru, mereka harus mempunyai semua asam amino esensial yang availabel secara
simultan, ditambah dengan sejumlah nitrogen atau grup amino yang cukup untuk
membentuk asam amino non-esensial. Pertumbuhan atau peningkatan massa otot
hanya mungkin terjadi apabila campuran asam-asam amino yang dibutuhkan dengan
yang dibutuhkan untuk pemeliharaan dan penggantian jaringan.
2. Pembentukan
senyawa tubuh yang esensial
Hormon yang diproduksi dalam tubuh seperti
insulin, epinefrin dan tiroksin, pada dasarnya adalah protein. Sebagai
tambahan, setiap sel dalan tubuh mengandung banyak sekali enzim yang berbeda,
dan semuanya adalah protein. Enzim ini mengakatalisis banyak sekali perubahan
biokimia yang esensial untuk kesehatan sel-sel dan jaringan.
3. Regulasi
keseimbangan air
Cairan dalam tubuh terdapat dalam tiga
kompatemen, yaitu di dalam sel (intraseluler), diluat sel (ekstraseluler) atau
diantara sel (interseluler), dan di dalam pembuluh darah (intravaskuler).
Tempat (kompartemen) cairan tersebut dipisahkan satu dari yang lainnya oleh
membran sel. Distribusi cairan diantara mereka harus dijaga keseimbangannya.
Keseimbangan ini dapat diperoleh melalui sistem pengontrolan yang kompleks yang
menyangkut baik protein maupun elektrolit.
4. Mempertahankan
netralitas tubuh
Protein dalam darah berfungsi sebagai buffer
(penyangga), yaitu bahan yang dapat bereaksi baik dengan asam atau basa untuk
menetralkannya. Hal ini merupakan fungsi yang sangat penting karena sebagian
besar jaringan tubuh tidak dapat berfungsi bila pH-nya berubah normal. Dengan
cara bereaksi setiap kelebihan asam atau alkali, fungsi protein dalam darah
tersebut merupakan salah satu upaya tubuh agar tidak terjadi perubahan pH dalam
darah.
5. Pembentukan
antibodi
Kemampuan tubuh untuk melawan infeksi
tergantung dari kemampuannya dalam memproduksi antibodi untuk melawan organisme
atau zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Karena tubuh harus memproduksi
antibodi yang spesifik untuk setiap organisme atau zat asing yang masuk ke
dalam tubuh, maka kebutuhan akan protein untuk tujuan ini menjadi besar.
Kenyataannya, daya tahan yang rendah terhadap penyakit infeksi yang menyerang
anak-anak yang kurang gizi, adalah disebabkan karena rendahnya kemampuan untuk
membentuk antibodi.
6. Transpor
zat gizi
Protein berperan penting dalam transportasi zat gizi
usus, menembus dinding usus sampai ke darah; dari darah ke jaringan; dan
menembus membran sel ke dalam sel. Sebagian besar zat yang membawa zat gizi
tertentu adalah protein. Protein pembawa (carrier) ini bersifat spesifik
terhadap zat gizi, misalnya retinol-binding protein (protein pengikat retinol),
yang hanya dapat membawa viatamin A; atau mereka dapat juga membawa beberapa
zat gizi yang berbeda-beda, seperti mangan (Mn) dan besi (Fe) yang saling
berkompetisi diangkut oleh “transferriri”; atau dapat juga untuk membawa suatu
grup lipid dan sejenisnya, seperti yang dilakukan oleh “lipoprotein”. Apabila
terdapat kekurangan protein, hanya sedikit “carrier” yang dapat disintesis,
sehingga baik penyerapan (absorpsi) maupun transportasi beberapa zat gizi akan
terganggu.
Komposisi kimia
Protein
merupakan senyawa kompleks yang terdiri dari asam-asam amino yang diikat satu
sama lain dengan ikatan peptida. Asam amino sendiri terdiri dari rantai karbon
(radikal, R) atom Hidrogen (H), gugus karboksilat (COOH) dan gugus amino (NH2),
serta kadang-kadang mengandung gugus hidroksil (OH) dan belerang (S).
Tabel Klasifikasi protein berdasarkan
kelarutannya
Kelas Protein
|
Sifat Kelarutan dan
Sifat Fisik lainnya
|
Contoh
|
Albimin
|
Larut dalam air dan
larutan garam, terkoagulasi oleh panas
|
Albumin telur,
albumin serum darah, laktalbumin (susu)
|
Globulin
|
Tidak larut dalam
air, tekoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam encer, mengendap dalam
larutan garam konsentrasi tinggi (salting out)
|
Miosinogen (otot),
ovalbumin (kuning telur), legumin (kacang-kacang)
|
Glutelin
|
Tidak larut dalam
pelarut netral, larut dalam air atau basa encer
|
Glutelin (gandum),
orizenin (beras)
|
Prolamin (gliadin)
|
Larut dalam alkohol
70-80 %, tidak larut dalam air atau alkohol absolut
|
|
Histon
|
Larut dalam air dan
larutan garam, tidak larut dalam ammonia encer. Histon yang terkoagulasi oleh
panas bersifat larut dalam larutan asam encer.
|
Globin (hemoglobin)
|
Protamin
|
Larut dalam etanol
70-80 %, tidak larut dalam air dan etanol absolut, tidak terkoagulasi oleh
panas, kaya akan arginin
|
Salmin (ikan
salmon), klupein (ikan herring), scrombi (ikan mackerel)
|
Tabel Jenis-jenis protein
yang terdapat dalam putih telur
Jenis
protein
|
Jumlah
(%)
|
Sifat
khusus
|
Ovalbumin
|
54
|
Mudah terdenaturasi, mengandung sulfhidril (S-S)
|
Konalbumin
|
13
|
Protein yang mengandung Fe, antimikroba
|
Ovomukoid
|
11
|
Menghambat aktivitas enzim tripsin
|
Lizosim
|
3,5
|
Anti-mikroba
|
Ovomusin
|
1,5
|
Kental, kaya akan asam sialat, memberi reaksi terhadap
virus
|
Flavoprotein, apoprotein
|
0,8
|
Dapat mengikat riboflavin (vitamin B2)
|
Ovo-inhibitor
|
0,1
|
Menghambat aktivitas enzim ptotease
|
Avidin
|
0,05
|
Dapat mengikat biotin, anti-mikroba
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar